Tanaman kedelai akhirnya sudah cukup umur untuk dipanen. Walaupun hasilnya tidak banyak tapi lumayan untuk kudapan, setelah direbus rasanya gurih.
Untuk menjaga ketersediaan benih sawi caisim dan kangkung sewaktu dibutuhkan saya menanam beberapa batang sawi dan kangkung sisa dapur yang dibiarkan tumbuh dan berkembang sampai menghasilkan biji. Biji-biji ini setelah dijemur dapat disimpan untuk ditanam dimasa yang akan datang.
Tanaman cabe sudah mulai berbuah, walaupun sebenarnya kondisi tanaman kurang subur akibat effluent ber pH 8.2.
Demikian sekilas perkembangan aquaponik saya, jumpa lagi di lain entri.
Aquaponik sebagai solusi jitu untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.
Selasa, 26 Agustus 2014
Rabu, 20 Agustus 2014
SENANGNYA MENIKMATI HASIL AQUAPONIK
- Kangkung.
- Seledri.
Foto di bawah ini adalah tanaman seledri yang terserang penyakit layu dan busuk.
- Melon.
Buah melon yang saya panen dagingnya masih keras karena belum masak, tetapi rasanya sudah mulai manis, dan unuknya rasa manisnya bertahan lebih lama di mulut.
Berikut ini adalah tanaman lainnya yang sedang saya tunggu untuk dinikmati :
- Caisim.
Tanaman caisim yang saya tanam dari sisa dapur sudah berbunga dan saya mengharapkan untuk mendapatkan bijinya untuk digunakan sebagai benih.
- Kedelai.
Tanaman kedelai sudah menghasilkan polong dan kalau sudah menguning akan saya panen. Sudah tidak sabar ingin merasakannya, karena tentu akan berbeda dengan yang dari pasar.
- Pepaya.
Buah pepaya saat ini masih hijau dan masih kecil, sedang ditunggu sampai matang, dan tentu rasanya beda dengan yang dari pasar.
Sekian dulu tulisan saya, sampai jumpa di lain entri. terima kasih sudah mampir.
Sabtu, 16 Agustus 2014
PERKEMBANGAN TANAMAN PADA SISTEM AQUAPONIK
Foto-foto di bawah ini adalah perkembangan tanaman yang terdapat pada sistem aquaponik :
Tanaman kedelai yang sudah menghasilkan polong. Di sampingnya adalah anakan tanaman semangka.
Terlihat tanaman sawi jenis Caisim yang berasal dari sisa dapur sudah berbunga, dan bila nanti sudah menghasilkan benih akan digunakan untuk bibit. Terlihat juga unit duckweed yang terintegrasi dengan sistem aquaponik yang gunanya untuk menyerap amonia dan untuk makanan ikan.
Tanaman kelor yang beberapa helai daunnya menguning, belum diketahui penyebabnya. Di sampingnya adalah tanaman daun 7 jarum yang baru ditanam steknya. Tanaman ini katanya dapat mengobati kanker.
Buah tanaman pepaya sudah agak membesar walaupun sepertinya lebih lambat dari yang seharusnya, kemungkinan wadah pertumbuhannya terlalu sempit atau nutrisi yang kurang banyak.
tanaman selada yang mulai bertunas, berasal dari sisa dapur juga.
Tanaman lengkuas dan sirsak kelihatannya cukup subur, hanya saja kelor dan sereh pertumbuhannya kurang subur.
Demikianlah sekilas perkembangan tanaman aquaponik pada sistem yang saya bangun. Sampai jumpa di lain entri.
Tanaman kedelai yang sudah menghasilkan polong. Di sampingnya adalah anakan tanaman semangka.
Terlihat tanaman sawi jenis Caisim yang berasal dari sisa dapur sudah berbunga, dan bila nanti sudah menghasilkan benih akan digunakan untuk bibit. Terlihat juga unit duckweed yang terintegrasi dengan sistem aquaponik yang gunanya untuk menyerap amonia dan untuk makanan ikan.
Tanaman kelor yang beberapa helai daunnya menguning, belum diketahui penyebabnya. Di sampingnya adalah tanaman daun 7 jarum yang baru ditanam steknya. Tanaman ini katanya dapat mengobati kanker.
Buah tanaman pepaya sudah agak membesar walaupun sepertinya lebih lambat dari yang seharusnya, kemungkinan wadah pertumbuhannya terlalu sempit atau nutrisi yang kurang banyak.
tanaman selada yang mulai bertunas, berasal dari sisa dapur juga.
Tanaman lengkuas dan sirsak kelihatannya cukup subur, hanya saja kelor dan sereh pertumbuhannya kurang subur.
Demikianlah sekilas perkembangan tanaman aquaponik pada sistem yang saya bangun. Sampai jumpa di lain entri.
Sabtu, 02 Agustus 2014
SITUASI PADA UNIT AQUAPONIK TERINTEGRASI VERMICOMPOSTER
Foto-foto di bawah ini adalah kondisi vermicomposter dan tanaman yang ditanam pada unit aquaponik :
Kondisi vermicomposter pada malam hari. Terlihat cacing tanah jenis Perionyx excavatus (blue worm) yang keluar dari persembunyiannya untuk aktif mencari makan dan kawin. Unit vermicomposter ini akan memakan sampah organik yang dimasukkan ke dalamnya dan menghasilkan cascing yang sangat bagus sebaagai pupuk bagi tanaman yang ada pada sistem aquaponik.
Tampak ikan memakan duckweed yang diberikan. Duckweed berasal dari bioreactor (bisa dilihat pada entri sebelum ini). Duckweed sangat bergizi umtuk ikan karena mengandung asam amino, vitamin, dan zat gizi lain yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Unit aquaponik dilihat secara keseluruhan yang mulai mampu menopang kehidupan di dalamnya dengan cukup baik.
Tampak tanaman kangkung dan kelor yang mulai tumbuh cukup subur. Di ujung kiri juga terlihat tanaman nenas, namun kondisinya kurang subur karena nenas cocoknya tumbuh pada kondisi pH agak masam, sedangkan pH effluent pada sistem aquaponik ini 8.2, tapi dicoba aja untuk melihat responnya lebih jauh.
Tanaman semangka sudah mulai tumbuh, semoga bisa menghasilkan buah yang manis.
Tanaman melon sudah menghasilkan buah, semoga terus tumbuh besar dan tidak terserang penyakit busuk akar seperti yang lalu.
Tanaman seledri sisa dapur yang ternyata bisa tumbuh subur. Gak perlu beli di pasar lagi.
Kondisi vermicomposter pada malam hari. Terlihat cacing tanah jenis Perionyx excavatus (blue worm) yang keluar dari persembunyiannya untuk aktif mencari makan dan kawin. Unit vermicomposter ini akan memakan sampah organik yang dimasukkan ke dalamnya dan menghasilkan cascing yang sangat bagus sebaagai pupuk bagi tanaman yang ada pada sistem aquaponik.
Tampak ikan memakan duckweed yang diberikan. Duckweed berasal dari bioreactor (bisa dilihat pada entri sebelum ini). Duckweed sangat bergizi umtuk ikan karena mengandung asam amino, vitamin, dan zat gizi lain yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Unit aquaponik dilihat secara keseluruhan yang mulai mampu menopang kehidupan di dalamnya dengan cukup baik.
Tampak tanaman kangkung dan kelor yang mulai tumbuh cukup subur. Di ujung kiri juga terlihat tanaman nenas, namun kondisinya kurang subur karena nenas cocoknya tumbuh pada kondisi pH agak masam, sedangkan pH effluent pada sistem aquaponik ini 8.2, tapi dicoba aja untuk melihat responnya lebih jauh.
Tanaman semangka sudah mulai tumbuh, semoga bisa menghasilkan buah yang manis.
Tanaman melon sudah menghasilkan buah, semoga terus tumbuh besar dan tidak terserang penyakit busuk akar seperti yang lalu.
Tanaman seledri sisa dapur yang ternyata bisa tumbuh subur. Gak perlu beli di pasar lagi.
Tanaman kelor dan kangkung yang semakin tumbuh meliar, perlu dipanen.
Demikianlah sekilas perkembangan sistem aquaponik yang saya coba, semoga bisa dilakukan juga oleh pembaca dalam rangka memproduksi sendiri makanan kita agar kita mendapatkan makanan yang bebas pestisida dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Sampai jumpa di entri berikutnya.
Rabu, 23 Juli 2014
PERKEMBANGAN TANAMAN MARKISA DAN PEPAYA PADA SISTEM AQUAPONIK
Foto-foto di bawah adalah foto tanaman markisa yang baru mulai berbunga setelah 7 bulan dan tanaman pepaya yang buahnya nulai membesar. Umur sistem aquaponik 10 bulan. Semakin tua sistem aquaponik (sepanjang keseimbangan sistem terjaga) akan semakin subur pula tanaman yang tumbuh.
Senin, 14 Juli 2014
PERKEMBANGAN TANAMAN MARKISA DAN PEPAYA PADA SISTEM AQUAPONIK
Pada entri saya sebelumnya dapat dilihat bahwa tanaman pepaya sudah membentuk bunga dan pentil buah, namun ternyata mengalami kerontokan. Setelah dibiarkan akhirnya saat ini pentil buah kelihatannya mampu bertahan, hal ini kemungkinan sisten semakin "mature" .
Tanaman markisa pada unit aquaponik juga mulai mengeluarkan kuntum sedangkan yang ditanam di tanah belum mengeluarkan kuntum walaupun berumur sama (7 bulan). Hal ini memperlihatkan bahwa pada sistem aquaponik yang sudah "mature" tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik dibandingkan dengan di tanah.
Selamat beraquaponik ria.
Salam,
Tanaman markisa pada unit aquaponik juga mulai mengeluarkan kuntum sedangkan yang ditanam di tanah belum mengeluarkan kuntum walaupun berumur sama (7 bulan). Hal ini memperlihatkan bahwa pada sistem aquaponik yang sudah "mature" tanaman dapat tumbuh dan berkembang lebih baik dibandingkan dengan di tanah.
Selamat beraquaponik ria.
Salam,
Rabu, 09 Juli 2014
DESAIN UNIT AQUAPONIK TERINTEGRASI DENGAN VERMICOMPOSTER
Berikut ini adalah desain unit aquaponik yang mengintegrasikan unit "vermicomposter". Pada unit "vermicomposter" dapat dimasukkan sampah organik yang dapat dirombak oleh cacing tanah menjadi "casting" yang dapat menyuburkan tanaman. Selain itu unit aquaponik ini juga dibangun dengan maksud untuk mampu menyanggah tanaman berakar dalam seperti kelor dan sirsak serta tanaman berakar pendek seperti seledri, kangkung, melon, cabai dan pegagan.
Rabu, 18 Juni 2014
MEMANTAU KUALITAS LARUTAN AQUAPONIK
Kualitas larutan aquaponik perlu dipantau minimal sekali seminggu untuk menghindari terjadinya kegagalan siklus Nitrogen. Siklus Nitrogen adalah siklus perombakan (oleh mikroba) kotoran ikan dan sekresi lainnya yang mengandung amonia menjadi nitrit dan kemudian menjadi nitrat yang sudah tidak beracun lagi bagi ikan (dengan batas maksimal tertentu ) dan dapat diserap tanaman sebagai pupuk. Selain itu tingkat pH juga perlu diukur dimana pH yang ideal adalah 6,7-7.
Kadar masing-masing senyawa yang dapat ditolerir oleh ikan :
Kadar masing-masing senyawa yang dapat ditolerir oleh ikan :
- Amonia maksimal 2 ppm.
- Nitrit maksimal 1 ppm.
- Nitrat maksimal 160 ppm
Untuk dapat melihat kualitas larutan aquaponik dapat digunakan API Freshwater Master Test Kit.
Minggu, 08 Juni 2014
MEMBUAT KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN BANTUAN CACING TANAH
Tulisan saya kali ini ditujukan untuk anda yang sudah memiliki sistem aquaponik maupun yang belum. Yang belum memiliki sistem aquaponik dapat menggunakan kompos untuk memupuk tanaman dan bagi yang telah memiliki sistem aquaponik, hasil dari proses pengomposan akan menghasilkan cacing tanah yang dapat diberikan sebagai pakan ikan pada sistem aquaponik. Bagi yang memelihara ikan tanpa sistem aquaponik juga dapat memberikan ikan peliharaan dengan cacing..
Yang perlu dipersiapkan :
1. Wadah dalam bentuk bak semen, drum plastik, ataupun ember plastik. Ukurannyaa disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat yang tersedia . Dasarnya diberi celah atau lubang agar memiliki akses dengan tanah. Tujuannya agar cacing tanah yang ada di sekitar lokasi memiliki akses untuk masuk ke wadah pengkomposan. Kalau hal ini bisa dilakukan maka anda tidak perlu membeli bibit cacing ataupun mencari sendiri di tanah kubun, karena bila di wadah pengkomposan terdapat sumber makanan dan tempat tinggal yang disukai cacing maka cacing di sekitar akan datang dengan sendirinya. Namun bila anda tidak memiliki tempat pengkomposan yang dasar wadahnya memiliki akses dengan tanah di sekitarnya karena anda tinggal di apartemen ataupun halaman rumah anda sudah dibeton semuanya maka anda bisa membeli bibit cacing ataupun mencari sendiri di tanah kebun. Wadah pengkomposan jangan lupaa diberi tutup agar tidak dapat dimasuki tikus. Posisi wadah harus terhindar dari panas matahari. Untuk wadah yang dasarnya tidaak memiliki akses dengan tanah, selain di dasarnya , di sisinya juga harus diberi lubang udara , sedangkan yang dasarnya memiliki akses dengan tanah cukup bagian atasnya saja yang perlu diberi lubang udara.
2. Campuran tanah kebun berpasir (1:1) yang dihamparkan didasar wadah pengkomposan dengan ketebalan sekitar 5 cm.
3. Sisa sayuran , buah , daun-daunan , ranting yang dipotong kecil-kecil dan bisa ditambahkan dengan sobekan kertas (kecuali kertas glossy ataupun yang memiliki lapisan plastik). yang dihamparkan di atas lapisan tanah berpasir.
Yang perlu dilakukan :
1. Tambahkan terus setiap hari sisa sampah organik yang dihasilkan dari rumah maupun halaman rumah. Saya juga memberikan "duckweed" yang berasal dari bioreaktor.
2. Pantau wadah pengkomposan, biasanya paling lama 1 bulan cacing akan berkembang biak dengan sendirinya dan akan memakan sampah organik yang ada.
3. Perhatikan kelembaban media pengkomposan agar tidak terlalu kering atau terlalu basah. Bila media diremas dan membentuk gumpalan tanpa mengeluarkan air maka itu tandanya kelembaban sudah pas, tetapi kalau sewaktu diremas ada air yang keluar maka berarti media terlalu basah. Untuk mengatasinya bisa ditambahkan cuilan-cuilan kertas koran untuk menyerap air yang berlebihan. Kalau media diremas dan setelah dilepas media langsung berderai maka media terlalu kering dan perlu diberi percilan air.
4/ Setelah 1 bulan maka sebagian sisa sampah organik akan berubah menjadi kompos yang ciri-cirinya berwarna hitam, melapuk, dan berbau tanah. Pada tahapan ini andaa dapat menambahkan sampah organik hewani seperti sisa ikan, ayam , maupun daging yang telah dipotong kecil-kecil dan diaduk dengan sebagiaan kompos yang telah terbentuk. Sampah organik hewani memang akan berbau busuk tetapi akan hilang setelah 2 hari. Kalau terlihat adanya belatung abaikan saja karena belatung membantu proses pengkomposan yang akan membuat sampah hewani segera terurai sehingga tidak berbau busuk lagi.
Hasil dari proses pengkomposan ini berupa kompos dan cacing dapat digunakan setelah 2 bulan.
Demikianlah sebagian cara pengkomposan yang selama ini saya lakukan semoga bisa memberikan ide kepada anda agar bisa mendaur ulang sampah organik sehingga mengurangi beban lingkungan agar tidak terjadi polusi sampah. Terimakasih.
Langganan:
Postingan (Atom)