Tulisan saya kali ini ditujukan untuk anda yang sudah memiliki sistem aquaponik maupun yang belum. Yang belum memiliki sistem aquaponik dapat menggunakan kompos untuk memupuk tanaman dan bagi yang telah memiliki sistem aquaponik, hasil dari proses pengomposan akan menghasilkan cacing tanah yang dapat diberikan sebagai pakan ikan pada sistem aquaponik. Bagi yang memelihara ikan tanpa sistem aquaponik juga dapat memberikan ikan peliharaan dengan cacing..
Yang perlu dipersiapkan :
1. Wadah dalam bentuk bak semen, drum plastik, ataupun ember plastik. Ukurannyaa disesuaikan dengan kebutuhan dan tempat yang tersedia . Dasarnya diberi celah atau lubang agar memiliki akses dengan tanah. Tujuannya agar cacing tanah yang ada di sekitar lokasi memiliki akses untuk masuk ke wadah pengkomposan. Kalau hal ini bisa dilakukan maka anda tidak perlu membeli bibit cacing ataupun mencari sendiri di tanah kubun, karena bila di wadah pengkomposan terdapat sumber makanan dan tempat tinggal yang disukai cacing maka cacing di sekitar akan datang dengan sendirinya. Namun bila anda tidak memiliki tempat pengkomposan yang dasar wadahnya memiliki akses dengan tanah di sekitarnya karena anda tinggal di apartemen ataupun halaman rumah anda sudah dibeton semuanya maka anda bisa membeli bibit cacing ataupun mencari sendiri di tanah kebun. Wadah pengkomposan jangan lupaa diberi tutup agar tidak dapat dimasuki tikus. Posisi wadah harus terhindar dari panas matahari. Untuk wadah yang dasarnya tidaak memiliki akses dengan tanah, selain di dasarnya , di sisinya juga harus diberi lubang udara , sedangkan yang dasarnya memiliki akses dengan tanah cukup bagian atasnya saja yang perlu diberi lubang udara.
2. Campuran tanah kebun berpasir (1:1) yang dihamparkan didasar wadah pengkomposan dengan ketebalan sekitar 5 cm.
3. Sisa sayuran , buah , daun-daunan , ranting yang dipotong kecil-kecil dan bisa ditambahkan dengan sobekan kertas (kecuali kertas glossy ataupun yang memiliki lapisan plastik). yang dihamparkan di atas lapisan tanah berpasir.
Yang perlu dilakukan :
1. Tambahkan terus setiap hari sisa sampah organik yang dihasilkan dari rumah maupun halaman rumah. Saya juga memberikan "duckweed" yang berasal dari bioreaktor.
2. Pantau wadah pengkomposan, biasanya paling lama 1 bulan cacing akan berkembang biak dengan sendirinya dan akan memakan sampah organik yang ada.
3. Perhatikan kelembaban media pengkomposan agar tidak terlalu kering atau terlalu basah. Bila media diremas dan membentuk gumpalan tanpa mengeluarkan air maka itu tandanya kelembaban sudah pas, tetapi kalau sewaktu diremas ada air yang keluar maka berarti media terlalu basah. Untuk mengatasinya bisa ditambahkan cuilan-cuilan kertas koran untuk menyerap air yang berlebihan. Kalau media diremas dan setelah dilepas media langsung berderai maka media terlalu kering dan perlu diberi percilan air.
4/ Setelah 1 bulan maka sebagian sisa sampah organik akan berubah menjadi kompos yang ciri-cirinya berwarna hitam, melapuk, dan berbau tanah. Pada tahapan ini andaa dapat menambahkan sampah organik hewani seperti sisa ikan, ayam , maupun daging yang telah dipotong kecil-kecil dan diaduk dengan sebagiaan kompos yang telah terbentuk. Sampah organik hewani memang akan berbau busuk tetapi akan hilang setelah 2 hari. Kalau terlihat adanya belatung abaikan saja karena belatung membantu proses pengkomposan yang akan membuat sampah hewani segera terurai sehingga tidak berbau busuk lagi.
Hasil dari proses pengkomposan ini berupa kompos dan cacing dapat digunakan setelah 2 bulan.
Demikianlah sebagian cara pengkomposan yang selama ini saya lakukan semoga bisa memberikan ide kepada anda agar bisa mendaur ulang sampah organik sehingga mengurangi beban lingkungan agar tidak terjadi polusi sampah. Terimakasih.